PENDIDIKAN


A.    Latar Belakang
Setiap anak memiliki kemampuan atau kelebihan yang berbeda-beda, begitu pula dengan kekurangan atau ketidak mampuannya. Dari berbagai kekurangan atau ketidak mampuan yang menjadi masalah bagi siswa salah satunya adalah anak bodoh.
Jangankan anak berbakat atau berpotensi, anak bodohpun membutuhkan atau lebih membutuhkan seseorang yang dapat memahami serta menghargai kekurangan dan ketidak mampuannya, atau orang yang mampu memecahkan masalahnya itu. Karena sipat dasar anak berbeda-beda, baik tempramennya, gaya, sikap maupun emosinya. Begitu juga dengan anak bodoh akan berbeda dengan anak normal lainnya dan begitu jelas.
Berbagai observasi menunjukan bahwa cara berpikir anak bodoh berbeda dengan cara berpikir anak normal pada umumnya. Karena adanya keterlambatan dalam berpikir atau menerima materi/stimulus/rangsangan dari orang lain, khususnya saat belajar.
Kita menyadari bahwa kurang adanya perhatian terhadap kebutuhan anak yang memiliki masalah (anak bodoh) dalam cara berpikir atau merealisasikan sesuatu dan kesempatan. Kesempatan yang sepadan dan selaras dengan kebutuhan atau ketidak mampuan mereka.
Dengan itu, kita sebagai calon pendidik dan pembimbing sekaligus orang tua mereka, harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada anak didik kita yang mempunyai kelemahan atau ketidak mampuan dalam berpikir (anak bodoh), dan bagai mana cara kita untuk mengetahui anak tersebut. Untuk itu kita akan membahas tentang cara mengetahui anak bodoh dan cara membimbingnya.


B.     Tujuan
Adapun tujuan diadakannya penulisan ini adalah sebagai berikut:
a.       Mengetahui pengertian anak bodoh sehingga kita tahu masalah yang sedang dihadapi anak-anak didik kita.
b.      Melakukan observasi, pengamatan langsung pada objek untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa khususnya anak bodoh.
c.       Untuk mengetahui siswa sebelum dan sesudah diadakannya layanan bimbingan.
d.      Memecahkan masalah/kendala-kendala yang dihadapi saat proses bimbingan.
e.       Menjadikan siswa yang bersangkutan lebih baik dari sebelum bimbingan


















BAB II
KAJIAN TEORI

A.        Pengertian Anak Bodoh
Secara umum anak bodoh dapat diartikan anak yang mempunyai masalah kelemahan atau kekurangan dalam hal berpikir atau menerima materi atau intelegensinya kurang.
Selain itu, pada umumnya anak bodoh dapat diartikan salah satu dari beberapa jenis tuna cakap belajar, yang lebih cenderung kepada ketidak berfungsian minimal otak untuk berpikir atau menerima materi, stimulus, rangsangan.
Dari hasil observasi menunjukan tingkat intelegensinya biasanya dibawah rata-rata, dan lebih cenderung masa bodoh atau diam. Hasil tesnyapun hampir selalu dibawah rata-rata dan bawaannya tidak bersemangat.

B.         Karakteritik Anak Bodoh
Setiap anak atau siswa memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-beda, adapun karakteristik anak bodoh antara lain:
·         Memiliki kelemahan dalam berpikir dan menerima materi atau stimulus yang diberikan oleh guru.
·         intelegensinya dibawah rata-rata.
·         Tidak menunjukan peningkatan prestasi.
·         Lebih cenderung menyendiri, cuek dan pemalu.
·         Jika dihadapkan dengan sebuah pertanyaan atau soal cenderung tidak bisa menjawab atau lambat.
·         Tidur didalam kelas.
·         Tidak aktif.
·         Nyontek pekerjaan teman.
·          Tidak naik kelas.
Mungkin masih banyak lagi karakteristik yang ada pada diri siswa/anak yang dikatakan bodoh.
C.         Faktor-faktor anak mengalami atau mempunyai kelemaha/ketidak mampuan dalam berpikir, menerima materi, stimulis dan rangsangannya (anak bodoh) antara lain:
a.       Faktor Internal (dalam diri anak)
·         Minimal Brain Dysfunction (ketidak berfungsian minimal otak) yang bisa termanifestasi dalam berbagai kondisi kesulitan seperti: persepsi, konseptualisasi, bahasa memori, pengendalian perhatian impils (dorongan) atau fungsi motorik.
·         Kelemahan perseptual
·         Malas belajar
·         Kelemahan dalam membaca (dyslexia)
·         Bawaan
b.      Faktor Ekstern (dari luar diri anak)
1.    Faktor keluarga (keturunan)
2.    Lingkungan
3.    Beban pikiran karena masalah dengan keluarga
4.    Tidak adanya atau kurangnya perhatian dari orang tua juga keluarga
5.    Tidak adanya bimbingan atau pengarahan
D.   Pengaruh ketidak mampuan atau kelemahan dalam menerima materi,stimulus/rangsangan bagi anak yang bersangkutan (anak bodoh) dan temannya.
a.    Pengaruh bagi dirinya sendiri.
·         Menjadi suatu masalah atas kelemahannya
·         Menjadi penghambat dalam meraih prestasi
·         Menjadikan kurang percaya diri dan tidak bersemangat
·         Minder dan suka menyendiri
·         Bahan ejekan teman
·         Membuat anak jadi merasa bodoh dan makin tidak terkontrol emosinya
·         Mudah terpengaruh dengan hal-hal yang negatif
·         Dimarahi, diomel orang tua
·         Menambah beban teman sekelompoknya
b.      Pengaruh bagi teman-temannya
o   Menjadi kendala saat kerja kelompok
o   Menimbulkan rasa kasihan
o   Bahan cemoohan atau ledekan
o   Mengurangi saingan dalam berprestasi
o   Mempengaruhi dalam suasana belajar mengajar
o   Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak yang mengalami kelemahan atau ketidak mampuan dalam menerima materi, stimulus dan rangsangan (anak bodoh)

Jenis bimbingan yang di ambil diarahkan kepada kelemahan atau ketidak mampuan (anak bodoh) yang menjadi bahab observasi. Jenis bimbingannya hampir sama dengan jenis bimbingan anak tuna cakap belajar. Karena dilihat dari fungsi bimbingan atau penyuluhan itu bersifat pencegahan, pengembangan, dan penyembuhan.
Adapun beberapa fungsi bimbingan di SD, antara lain:
a.    Penyuluhan (distributive)
b.    Pengadaptasian (adaptive)
c.    Penyesuaian (adjustive)
Jenis dan layanan bimbingan berupa bantuan-bantuan diantaranya:
a.    Pemberian informasi sebagai orientasi
b.    Bantuan untuk menyesuaikan diri
c.    Penyuluhan tentang perkembangan individu.
Betapapun pentingnya bimbingan harus diberikan kepada siswa tertentu, karena tugas utama seorang guru harus berpase pada terselenggaranya Proses Belajar Mengajar (PBM). Oleh karena itu sejumlah kemungkinan layanan bimbingan hanya beberapa saja yang benar-benar berkaitan secara langsung dengan PBM, tugas lainnya merupakan kompetnsi dari layanan khusus bimbingan dan pelayanan di sekolah.
Kegiatan bimbingan itu berjalan paralel dan berdampingan serta berurutan logis dengan kegiatan Evaluasi dan Pengajaran dalam kerangka suatu pola PBM yang lengkap.
Adapun beberapa Metode yang digunakan dalam bimbingan ini, antara lain:
a.        Observasi (pengamatan)
Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku) anak di kelas. Karena sikapnya mengamati, maka alat yang cocok untuk teknik ini adalah Panca Indra penglihatan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
2.    Direncanakan secara sistematis.
3.    Hasil yang dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
4.    perlu diperiksa ketelitiannya.

Teknik observasi ini dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis, yaitu:
1. Observasi Sehari-hari, saat kita melakukan Proses Belajar Mengajar.
2. Observasi Sistematis
3. Observasi Partisipatif
4. Observasi Nonpartisipatif

b.        Dokumentasi
Dokumentasi ini meliputi Lapor dan Buku Leger karena kita bisa tahu perkembangan anak dari hasil catatan guru selama Proses Belajar Mengajar di nilai.
Anak yang mengalami kelemahan atau ketidak mampuan (anak bodoh) akan menunjukan tingkat prestasi yang jauh tertinggal dari anak-anak normal lainnya. Tapi disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.

c.        Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan sesponden (orang yang diminta informasi) atau orang yang bersangkutan dengan bimbingan.
Dalam bimbingan wawancara dilakukan oleh guru dengan siwa.
Misalnya:
·         Wawancara guru dengan murid (anak bodoh) secara langsung ditempat khusus.
·         Wawancara guru dengan teman-teman terdekatnya.
Kegiatan wawancara sangat penting karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
§  Teknik yang tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi siswa.
§  Dapat dilakukan kepada semua tingkat umur.
§  Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.
§  Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan melalui teknik lain.
Adapun kelemahan wawancara antara lain:
§  Tidak efisien, tidak dapat menghemat waktu.
§  Sangat bergantung kepada kesediaan kedua belah pihak.
§  Menuntut penyusunan bahasa dari pihak pewawancara.










BAB III
PENUTUP

Secara umum dapat dirumuskan bahwa keberhasilan belajar dari suatu proses pembelajaran ditentukan oleh minat belajar yang dimiliki siswa serta peran guru dalam membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa. Hal ini sangat menunjang bagi tugas pokok guru untuk menyampaikan materi ajar agar siswa lebih dewasa dan mandiri. Guru juga dituntut untuk mampu memilik metode pembelajaran, cara penyampaian, membawa siswa ke dalam lingkungan belajar yang menyenangkan, membangun kepribadian siswa, inovatif dan kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran, mampu memanfaatkan sarana dan media pembelajaran serta hal-hal pokok yang harus dimiliki oleh seorang profesional guru.
Dari hasil temuan masalah dan analisa teori yang telah dilakukan seperti dituliskan sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam proses pembelajaran siswa diharapkan dapat merasa senang dan berminat untuk mengikiti pelajaran tersebut.
2. Aspek psikologis sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil pembelajaran, sehingga diharapkan guru maupun keluarga untuk memberikan kondisi dan situasi yang baik terhadap setiap peserta didik.
3. Guru perlu memikirkan dan mempersiapkan serta melaksanakan metode penyampaian yang mampu menarik minat dan mempermudah daya tangkap siswa terhadap materi tersebut.
4. Guru juga dituntut untuk mampu mengontrol kondisi psikologis pada saat melaksanakan proses pembelajaran.
5. Masyarakat harus lebih memperhatikan dunia pendidikan bangsa kita.




DAFTAR PUSTAKA

Susilo, Muhammad Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suparno. Yunus, Muhammad. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Satori, Djaman dkk. 2008. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumantri, Mulyani. Syaodih, Nana. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Anita, Sri. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
Wardhani, IGAK. Wihardit, Kuswaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sukayati. 2003. Media Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional PPPG Matematika.