Rabu, 26 Januari 2011

TRANSPORTASI PUBLIK

Transportasi publik adalah seluruh alat transportasi di mana penumpang tidak bepergian menggunakan kendaraannya sendiri. Transportasi publik umumnya termasuk kereta dan bis, namun juga termasuk pelayanan maskapai penerbangan, feri, taxi, dan lain-lain.
Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan kehidupan, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi sosial demografi s wilayah memiliki pengaruh terhadap kinerja transportasi di wilayah tersebut. Tingkat kepadatan penduduk akan memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan transportasi melayani kebutuhan masyarakat. Di perkotaan, kecenderungan yang terjadi adalah menin gkatnya jumlah penduduk yang tinggi karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi. Tingkat urbanisasi berimplikasi pada semakin padatnya penduduk yang secara langsung maupun tidak langsung mengurangi daya saing dari transportasi wilayah (Susantoro& Parikesit, 2004:14). Realitas transportasi publik di Surabaya sebagai satu bagian dari kota besar di Indonesia sudah menunjukkan kerumitan persoalan transportasi publik.
Kerumitan persoalan itu menyatu dengan variabel pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat, jumlah kendaraan bermotor yang bertambah melebihi kapasitas jalan, dan perilaku masyarakat yang masih mengabaikan peraturan berlalu lintas di jalan raya. Kegagalan sistem transportasi meng-ganggu perkembangan suatu wilayah/kota, mempengaruhi efisiensi ekonomi perkotaan, bahkan kerugian lainnya. Isu-isu ketidaksepadanan misalnya, dapat berakibat pada masalah sosial, kemiskinan (urban/rural poverty) dan kecemburuan sosial. Dampak dari kegagalan sistem transportasi antara lain pembangunan jalan yang menying kirkan masyarakat akibat pembebasan lahan, perambahan ruang -ruang jalan oleh pedagang kaki lima, penggunaan ruang jalan untuk parkir secara ilegal, dan makin terpinggirkannya angkutan -angkutan tradisional seperti becak dan semacamnya yang berpotensi mencip takan kemiskinan kota. Kemiskinan telah menjerat kelompok masyarakat berpenghasilan rendah akibat dari sistem transportasi yang tidak mampu melindungi mereka.
Sistem transportasi merupakan elemen dasar infrastruktur yang berpengaruh pada pola pengembangan perkotaan. Pengembangan transportasi dan tata guna lahan memainkan peranan penting dalam kebijakan dan program pemerintah. Pengembangan infrastruktur dalam sektor transportasi pada akhirnya menimbulkan biaya tinggi. Keterlibatan masyarakat dalam pembenahan atau restrukturisasi sektor transportasi menjadi hal yang mendesak.
Selain persoalan infrastruktur transportasi publik, yang seakan-akan dirancang asal ada tanpa memperhitungkan jumlah konsumen- ini terkait dengan sistem transportasinya juga. Pernah merasakan menunggu lebih dari 10 menit untuk Transjakarta? Dengan alasan sedang isi ulang BBG? Atau telat jadwal kereta api tanpa pemberitahuan yang jelas? Penerbangan yang hobi delay?, pastinya sering ya. Kapasitas infrastruktur yang
timpang dengan konsumen.
Sementara di sisi lain juga kebiasaan tidak menjaga fasilitas umum, pintu kereta yang dipaksakan berjubel,ini juga terkait dengan sistem penjadwalan yang tidak pasti kapan berangkat. Jadi responsif gender tidak perlu selalu bilang pemberdayaan
perempuan kan? Untuk mengintegrasikannya dalam kebijakan. Infrastruktur yang dalam pembangunannya, satu sentimeter pun jangan dikurangi, bahkan milimeter, karena akan terkait masalah ergonomis,ingat konsumen bukan hanya kelompok laki-laki, ada perempuan, anak-anak, bahkan lansia. Sistem transportasi, penjadwalan, insentif dan hal lainnya penting untuk membuatnya responsif terhadap konsumen. 

sumber : http://www.kibasilalang.com/2008/04/menyoal-fenomena-transportasi-publik.html

2 komentar:

  1. eh saya nyomot gambar kamu nih buat blog saya xD *dipasang dulu baru ijin* hehehe

    BalasHapus
  2. Makasih udah share sob, blog yang bermanfaat ........................


    bisnistiket.co.id

    BalasHapus